Tradisi Cium Hidung: Sarana Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Nusa Tenggara Timur

Authors

  • Rio Rocky Hermanus Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Indonesia Timur, Makassar, Indonesia
  • Alvary Exan Rerung Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Indonesia Timur, Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.47655/dialog.v47i2.908

Keywords:

kearifan lokal, moderasi beragama, Maulafa, toleransi, tradisi cium hidung

Abstract

Abstrak

Fundamentalisme, radikalisme, ekstremisme, dan fanatisme berlebihan dari agama mana pun yang mengakibatkan kekerasan, intoleransi, dan skeptisisme terhadap perbedaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi salah satu model penguatan moderasi beragama berdasarkan kearifan lokal, seperti tradisi mencium hidung di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini ditulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan etnografi, serta mekanisme pengumpulan data menggunakan studi literatur, observasi, dan wawancara dengan masing-masing sumber untuk memperkuat analisis dalam tulisan ini. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman tentang elemen-elemen toleransi yang terkandung dalam tradisi mencium hidung, termasuk sebagai ikatan hubungan, simbol penyelesaian masalah, introspeksi diri, dan kontrol sosial masyarakat. Sikap tersebut adalah keramahtamahan yang menghilangkan batasan sosial, seperti perbedaan agama, etnis, budaya, dan bahasa. Tradisi mencium hidung dipahami sebagai sarana untuk menciptakan keramahan dan sebagai bentuk realisasi nilai-nilai yang terkandung dalam narasi moderasi beragama. Mencium hidung juga menghadirkan simbol kekerabatan yang lengket, simbol penyelesaian masalah, simbol toleransi, dan fungsi kontrol sosial dalam masyarakat untuk menciptakan hubungan harmonis antara satu pihak dengan pihak lainnya. Akhirnya, eksplorasi narasi moderasi beragama berdasarkan tradisi mencium hidung membawa kita pada kesimpulan bahwa ada beberapa elemen komitmen nasional, anti-kekerasan, toleransi, dan sikap akomodatif terhadap budaya lokal yang tergambar dalam tradisi mencium hidung.

 

Abstract:

Fundamentalism, radicalism, extremism, and excessive fanaticism from any religion that results in violence, intolerance, and skepticism towards differences. This research aims to explore one model of strengthening religious moderation based on local wisdom, such as the tradition of nose kissing in Kupang City, East Nusa Tenggara. This research is written using a descriptive qualitative method and an ethnographic approach, as well as data collection mechanisms using literature study, observation, and interviews with each source to strengthen the analysis in this paper. The results of this research provide an understanding of the elements of tolerance contained in the tradition of nose kissing, including: as a bond of relationships, a symbol of problem-solving, self-introspection, and social control of the community. That attitude is hospitality that eliminates social boundaries, such as differences in religion, ethnicity, culture, and language. The tradition of nose kissing is understood as a means to create hospitality and a form of realization of the values contained in the narrative of religious moderation. Kissing the nose also presents a sticky symbol of relationships, a symbol of problem-solving, a symbol of tolerance, and a function of social control within the community to create harmonious relationships between one party and another. Finally, the exploration of the narrative of religious moderation based on the tradition of nose kissing leads us to a conclusion that there are several elements of national commitment, anti-violence, tolerance, and an accommodating attitude towards local culture depicted in the tradition of nose kissing.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Daftar Pustaka

Adiprasetya, Joas (2021). An Imaginatife Glimpsi: Tritunggal Dan Agama-Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Agama, Badan Litbang dan Diklat Kementerian (2019). Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang Diklat Kementerian Agama RI.

Alfrida Taruk Ponno, Reniati, Yiska Sambo, Sulianti Tangnga, Rianti Mean (2023). Penanaman Nilai-Nilai Moderasi Beragama dalam Lingkup Masyarakat Majemuk. Jurnal Salome : Multidisipliner Keilmuan 1(5):356–65.

Ali Muhtarom, Sahlul Fuad, Tsabit Latief (2020). Moderasai Beragama: Konsep, Nilai, dan Strategi Pengembangannya di Pesantren. Jakarta: Yayasan Talibuana Nusantara.

Asrori, Mustohofa (2019). Kawal Moderasi Beragama. Jakarta: Litbang dan Diklat (LiDik) Kementrian Agama.

Dake, Lily Christine Hunga (2015). Tradisi Cium Hidung ( Studi Antropologis-Teologis Terhadap Budaya Di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur). Universitas Kristen Satya Wacana.

Damanik, Dapot, Wilson Simanjuntak, Jaya Nainggolan, and Antoni Ricardo Pasaribu (2024). Sikap Adaptif dalam Konteks Keragaman Hidup Beragama. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 8(2):1044–51. doi: 10.30648/dun.v8i2.1384.

Emanuel Edo, Maria M.E. Purnama, Fadlan Pramatana (2022). “Keanekaragaman Jenis Amfibi di Kawasan Hutan Dengan Kecamatan Maulafa , Kota Kupang , Provinsi Nusa Amphibian Diversity In The Forest Area With A Special Purpose of Oelsonbai , Fatukoa Village, Maulafa District , Kupang City , Timur Nusa Tenggara Provinc. Jurnal Wana Lestari 07(2):159–70.

Firdausi, Faizah Ulumi, and Yanus Ndunu Tura Amah (2023). Kearifan Lokal Sumba Timur dalam Tradisi Cium Hiung (Papuduk) sebagai Sumber Media Pembelajaran Sosiologi Di SMA Negeri 1 Nggaha Ori Angu.

Firman Mansir, Halim Purnomo &. Tumin (2020). Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Sains Budaya Lokal di Sekolah dan Madrasah. Tarbawy: Indonesian Journal of Islamic Education 7, No. 1.

Frans Paillin Rumbi, Yoel Brian Palari &. Anugerah Agustus Rando (2023). Collective Memory, Martyrdom Monument, and Christian-Muslim Reconciliation in Seko, North Luwu, Indonesia. Dialog 62(2):208–15. doi: https://doi.org/10.111/dial.12815.

Gumilar, Samson CMS &. Trisna (2019). Pemetaan Pengetahuan Lokal untuk Pemberdayaan Wisata Budaya (Studi Kasus di Tatar Karang, Cipatujah, Tasikmalaya). Metahumaniora: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya 9, No. 3.

Isnanda, Romi (2018). Sastra Lisan Sebagai Cerminan Kebudayaan dan Kearifan Lokal Bagi Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah 3, No. 2.

John Christianto Simon, Abdul Rokhim, Mahben Jalil, Irwandi dan Abdullah Rasjid (2023). Capitalizing on The Boycott Wave: Strategies for Muslim Entrepreneurs to Seize Market Opportunities From The Boycott of Pro-Israel Products. Branding: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Jurusan Manajemen FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2(2):1–13. doi: https://doi.org/10.15575/jb.v2i2.31917.

Kupang, Badan Pusat Statistik Kota (2022). Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan (Jiwa), 2020-2022. Badan Pusat Statistik Kota Kupang. Retrieved February 16, 2024 (https://kupangkota.bps.go.id/indicator/12/397/1/proyeksi-jumlah-penduduk-menurut-kecamatan.html).

Lattu, Izhak (2016). Sosiologi Agama Pilihan Berteologi di Indonesia. Salatiga: Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Lilo, Deflit D., and Yusriani Sapitri (2023). Theological Interpretation of the Ma’parappo Tradition in Christian Marriage in the Tanalotong Tribe, West Sulawesi. HTS Teologiese Studies / Theological Studies 79(1):1–9. doi: 10.4102/hts.v79i1.8093.

Maknun, Syamsul Kurniawan &. Moch. Lukluil (2023). Moderasi Beragama di Indonesia Peluang dan Tantangannya. In Moderasi Beragama: Akar Teologi, Nalar Kebudayaan, dan Kontestasi di Ruang Digital. Jakarta Pusat: BRIN.

Mangialu, Jenny Yolita (2020). Tindakan Simbolik : Cium Hidung Hange’Du Hewangnga dalam Relasi Muslim- Kristianidi Sabu-Raijua Nusa Tenggara Timur. Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Mangililo, Ira Desiawanti (2022). Teologi Perempuan dan Pengimajinasian Ulang Komunitas Inklusif di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Kurios: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 8(1):225–42.

Mongan, Petrus Tiranda dan Sanda (2023). Friendship Mission as a Healing Process after Trauma: A Case Study of the Torajan Christians Experience of the Darul Islam/Indonesian Islamic Army Rebelion. The Ecumenical Review 74(5):707–23. doi: https://doi.org/10.1111/erev.12755.

Muhammad, Rifqi (2021). Internalisasi Moderasi Beragama dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Al-Muttaqin 6(1):95–102. doi: 10.37567/al-muttaqin.v6i1.411.

Nasurung, M. Fadlan L. (2020). Agama Untuk Kemanusiaan: Khazanah Moderasi Beragama dan Isu-Isu Kontemporer. Gowa, Sulawesi Selatan: Alauddin University Press.

Nasution, Fitri Haryani (2019). 70 Tradisi Unik Suku Bangsa Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Natar, Asnath Niwa (2019). Penciptaan dalam Perspektif Sumba: Suatu Upaya Berteologi Ekologi Kontekstual.” Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian 4(1):101–20. doi: https://doi.org/10.21460/gema.2019.41.428.

Nayuf, Henderikus (2022). Tradisi Makan Sirih Pinang Sebagai Model Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Kelurahan Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan – Ntt. Jurnal Harmoni 21(2):166–83.

Nayuf, Henderikus (2024). Artificial Intelligence and the Issues of Creation, Sentience, and Consciousness: A Teo-Ethnographic Perspective. KnE Social Sciences 2024:1229–37. doi: 10.18502/kss.v9i2.14938.

Nayuf, Henderikus, Hamka Naping, and Muhammad Basir (2023). "Local Wisdom of Atoni Pah Meto in the Cyberspace of Evangelical Church In Timor , Indonesia.” 34:3048–60.

Patty, Albertus M. (2021). Moderasi Beragama: Suatu Kebijakan Moral-Etis. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Prakosa, Pribadyo (2022). Moderasi Beragama: Praksis Kerukunan Antar Umat Beragama. Jireh: Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity 4(1):45–55. doi: https://dx.doi.org/10.37364/jireh.v4i1.69.

Putra, Yeremia Y., and Yohanes K. Susanta (2024). Karl Barth’s Theology of the Trinity in Conversation with Christian Theology of Religions. Verbum et Ecclesia 45(1):1–7. doi: 10.4102/ve.v45i1.2824.

Rerung, Alvary Exan (2019). Tradisi Pangngan Sebagai Sarana Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Toraja. Dialog 46(7):145–56.

Rerung, Alvary Exan (2021). Menangkal Radikalisme Agama Berdasarkan Paradigma Misi Kristen Yang Berlandaskan Doktorin Allah Trinitas. Sola Gratia Jurnal Teologi Biblika dan Praktika 2(1).

Rerung, Alvary Exan.(2023a). Menenun Injil Dengan Kearifan Lokal Toraja; Upaya Berteologi Kontekstual Untuk Penguatan Moderasi Beragama dan Krisis Ekologi. Bandung: Widina Media Utama.

Rerung, Alvary Exan (2023b). Teologi Kasiturusan: Konstruksi Teologi Lokal Atas Hermeneutika Lukas 10:25–37.” Pp. 43–70. Dalam Moderasi Beragama: Akar Teologi, Nalar Kebudayaan dan Kontestasi di Ruang Digital.

Rerung, Alvary Exan (2023c). Tradisi Pangngan Sebagai Sarana Moderasi Beragama BerbasisKearifan Lokal di Toraja. Dialog 46(2):145–156.

Rerung, Fitriani Koan &. Alvary Exan (2024). Falsafah Sangserekan Sebagai Sarana Beroikumene Semesta dalam Upaya Menghadapi Krisis Ekologi. Dalam Merespon Jeritan Bumi: Spirit Berteologi dalam Konteks Krisis Ekologi, edited by A. E. R. & H. Nayuf. Bandung: Widina Media Utama.

Schumann, Olaf H. (2021). Dialog Antar Umat Beragama: Membuka Babak Baru dalam Hubungan Antarumat Beragama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Simon, Hendrikus Nayuf &. John Christianto (2021). Pohon Keramat dan Pohon Pengetahuan: Studi Etno-Teologi tentang Atoni Pah Meto dan Kejadian 2: 16-17. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 5, No. doi: DOI: 10.30648/dun.v5i2.396.

Simon, John C. (2022). Deradikalisasi di Konteks Sulawesi Selatan Dengan Dialogical Self Theory. Makassar: STT Intim Press & Komojoyo Press.

Singgih, Emanuel Gerrit (2023). Religious Moderation as Good Life: Two Responses to the Ministry of Religious Affairs’ Directive on Religious Moderation in Indonesia. Exchange 52(3):220–40. doi: 10.1163/1572543X-bja10038.

Suratman, Efesus, Muryati , Gernaida K.R. Pakpahan , Yusak Setianto, Andreas Budi Setyobekti (2021). Moderasi Beragama dalam Perspektif Hukum Kasih. Prosiding Pelita Bangsa 1(2):1–10. doi: 10.1177/1468795X17700645.8.

Susanta, Yohanes K. (2021). Christian Theological Understanding of the Handling of Infertility and Its Relevance in the Indonesian Context. HTS Teologiese Studies / Theological Studies 77(4):1–6. doi: 10.4102/hts.v77i4.6508.

Susilo, Tri Agus (2018). Kelompok Sosial, Kebudayaan, dan Multikulturalisme. Yogyakarta: Istana Media.

Tapingku, Yohanes Krismantyo Susanta, and Joni (2024). Difficult Texts: 2 Kings 6.24—7.20–Israelite Woman Cooks Her Own Son? Theology 127(6):433–36. doi: https://doi.org/10.1177/0040571X241290477.

Taufiq, Firmanda, and Ayu Maulida Alkholid (2021). Peran Kementerian Agama dalam Mempromosikan Moderasi Beragama di Era Digital. Jurnal Ilmu Dakwah 41(2):134–47. doi: 10.21580/jid.v41.2.9364.

Tembang, Setblon (2023). Mewujudkan Moderasi Beragama di Tengah Masyarakat Multikultural Berdasarkan Hospitalitas Kristen dalam Yohanes 4:1-30. Jurnal Studi Agama-Agama 3(2):107–26.

Yewangoe, A. (2018). Iman, Agama, dan Masyarakat dalam Negara Pancasila. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Zarfina Yenti, Mijak Tampung (2023). Praktek Moderasi Beragama dalam Aliran Kepercayaan Orang Rimba di Taman Nasional Bukit 12. Nazharat: Jurnal Kebudayaan 29(01):81–104.

Downloads

Published

2024-12-31

Issue

Section

Articles

How to Cite

Tradisi Cium Hidung: Sarana Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Nusa Tenggara Timur. (2024). Dialog, 47(2), 161-174. https://doi.org/10.47655/dialog.v47i2.908