Tradisi Pangngan Sebagai Sarana Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Toraja
Keywords:
Kearifan Lokal, Moderasi Beragama, Toleransi, Toraja, Tradisi PangnganAbstract
Abstrak
Penelitian ini berbicara tentang penguatan moderasi beragama berbasis kearifan lokal sebagai respon kampanye Kementerian Agama Republik Indonesia tentang moderasi beragama yang telah berlangsung sejak 2019. Moderasi beragama bertujuan untuk mencegah sikap, pemahaman, dan tindakan yang eksterm dari setiap agama, seperti intoleransi, kekerasan, ujaran kebencian hingga terorisme. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan etnografi, dengan mekanisme pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi, dan wawancara mendalam. Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian serta penulisan kesimpulan, dan verifikasi. Hasil kajian etnografi tersebut menghasilkan unsur toleransi yang terkandung di dalam tradisi pangngan, antara lain: Pertama, tradisi pangngan mengedepankan sikap toleransi. Sikap tersebut merupakan sebuah hospitalitas yang menghilangkan sekat-sekat sosial, seperti perbedaan agama dan golongan yang ada. Kedua, tradisi pangngan menghilangkan rasa curiga terhadap yang diberi atau menerima pangngan walaupun berbeda agama atau golongan. Hilangnya rasa curiga yang terbentuk pada relasi tradisi pangngan menjadikan hubungan antara satu dengan yang lain menjadi harmonis. Kedua unsur teologis inilah yang kemudian menjadikan tradisi pangngan sebagai salah satu sarana moderasi beragama berbasis kearifan lokal di Toraja.
Abstract
This research sheds light on strengthening religious moderation based on local wisdom in response to the Ministry of Religious affairs of the Republic of Indonesia’s campaign on religious moderation since 2019. Religious moderation is aimed to prevent extreme attitudes, mislead understandings of religious teachings, such as intolerance, violence, hate speech, and terrorism. This is a descriptive qualitative research based on ethnographic approach. Data were collected through literature review, observation, and in-depth interviews. These were analyzed through data reduction, categorization, conclusions, and verification. This study found that pangngan tradition shows attitude of tolerance. This attitude was shown in a form of hospitality that removed social barriers, such as religious and social-class differences. In addition, the tradition enabled to minimize suspicion. Suspicion was dismissed through food sharing. These two elements of pangngan tradition has been evidence of religious moderation based on local wisdom in Toraja.
Downloads
References
Abdurahim, T. T. dan A. (2015). MAKNA BIAYA DALAM UPACARA RAMBU SOLO. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6, No. 2. https://jamal.ub.ac.id/index.php/jamal/article/view/364
Agama, B. L. dan D. K. (2019). Moderasi Beragama. Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.
Asrori, M. (2019). Kawal Moderasi Beragama. Litbang dan Diklat (LiDik) Kementrian Agama.
Buntu, I. S. (2020). Analisis Relasi Wajah dalam Tradisi Pangngan Manusia Toraja melalui Filsafat Tanggung Jawab Wajah Levinas. In Teologi Kontekstual & Kearifan Lokal Toraja. BPK Gunung Mulia.
Farid, A. Z. A. (2017). Kebudayaan Sulawesi Selatan. Social Politic Genius.
Fathuri, A. K. &. (2016). Toleransi Beragama di Daerah Rawan Konflik. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
Firman Mansir, H. P. & T. (2020). Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Sains Budaya Lokal di Sekolah dan Madrasah. TARBAWY: Indonesian Journal Os Islamic Education, 7, No. 1. https://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/article/view/23478
Gumilar, S. C. & T. (2019). Pemetaan Pengetahuan Lokal Untuk Pemberdayaan Wisata Budaya (Studi Kasus di Tatar Karang, Cipatujah, Tasikmalaya). METAHUMANIORA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 9, No. 3. http://jurnal.unpad.ac.id/metahumaniora/article/view/25942/12725
Hasanuddin, A. D. dan. (2003). Toraja Dulu dan Kini. Pustaka Refleksi.
Idrus, N. I. (2017). Mana’ dan Éanan: Tongkonan, Harta Tongkonan, Harta Warisan, dan Kontribusi Ritual di Masyarakat Toraja. ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia, 1, No 2. https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1612
Isnanda, R. (2018). Sastra Lisan Sebagai Cerminan Kebudayaan dan Kearifan Lokal Bagi Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 3, No. 2. http://snllb.ulm.ac.id/prosiding/index.php/snllb-lit/article/view/110/107
Kobong, T. (1983). Manusia Toraja: Dari Mana - Bagaimana - Kemana. Institut Teologia Gereja Toraja.
Kobong, T. (1992). Aluk, Adat, dan Kebudayaan Toraja dalam Perjumpaan dengan Injil. Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
Kobong, T. (2022). Injil dan Tongkonan: Inkarnasi, Kontekstualisasi, Transformasi. BPK Gunung Mulia.
Marampa, A. T. (1977). A guide to Toraja. Hasanuddin University Press.
Napitupulu, M. (2022). Peran Kitab Keagamaan (Alkitab) Sebagai Upaya Membangun Toleransi dalam Konflik Umat Beragama di Indonesia. Jurnal Christian Humaniora, 6, No. 1. https://e-journal.iakntarutung.ac.id/index.php/humaniora/article/view/1522
Nasution, F. H. (2019). 70 Tradisi Unik Suku Bangsa Indonesia. Bhuana Ilmu Populer.
Nawas, G. R. A. dan S. S. A. (2021a). Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Umat Beragama pada Upacara Rambu Solo di Tana Toraja. Jurnal Ushuluddin, 23, No. 2.
Nawas, G. R. A. dan S. S. A. (2021b). Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Umat Bergama pada Upacara Rambu Solo di Tana Toraja. Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam, 23(2). https://doi.org/10.24252/jumdpi.v23i2.23115
Nayuf, H. (2022). Tradisi Makan Sirih Pinang Sebagai Model Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Kelurahan Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan – Ntt. Jurnal Harmoni, 21(2). https://doi.org/10.32488/harmoni.v21i2.591
Neonbasu, G. (2021). Etnologi, Gerbang Memahami Kosmos. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Panuntun, D. F. (2020). Nilai Hospitalitas dalam Budaya Longko’ Torayan. In B. J. Pakpahan (Ed.), Teologi Kontekstual & Kearifan Lokal Toraja. BPK Gunung Mulia.
Prakosa, P. (2022). Moderasi Beragama: Praksis Kerukunan Antar Umat Beragama. JIREH: Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity, 4, No. 1.
Singgih, E. G. (2022). Moderasi Beragama Sebagai Hidup Yang Baik: Tiga Tanggapan terhadap Buku Pedoman Kementrian Agama Republik Indonesia Mengenai Moderasi Beragama. GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual Dan Filsafat Keilahian, 7, No. 2.
Susilo, T. A. (2018). Kelompok Sosial, Kebudayaan, dan Multikulturalisme. Istana Media.
Wibisono, I. (2022). Kampanye Moderasi Beragama di Instagram: Studi Narasi Lukman Hakim Saifuddin dan Yaqut Cholil Qoumas. International Conference on Cultures & Languages (ICCL), 1(1), 120–131. https://ejournal.uinsaid.ac.id/index.php/iccl/article/view/5761
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2023 Dialog
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.