Konstruksi Prinsip Kebebasan Beragama dan Diskursusnya di Indonesia dalam Perspektif Sejarah Walter Benjamin
Keywords:
Eropa, Indonesia, kebebasan beragama, Kristen, Moderation, Pancasila, Ethnicity, Religion, IndonesiaAbstract
Kebebasan beragama merupakan satu isu sentral dewasa ini. Terminologi ini secara konseptual jelas, namun secara faktual, masih jauh dari harapan. Penulis memakai konsep sejarah Walter Benjamin sebagai pisau analisis. Refleksi filosofis Benjamin menandaskan pentingnya kemampuan belajar dari sejarah kelam masa lalu sebagai cahaya yang menuntun para pelaku sejarah masa kini. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan momentum-momentum historis perkembangan prinsip kebebasan beragama. Pengalaman historis umat Kristen berkaitan dengan kebebasan beragama akan menjadi sumbangan unik tulisan ini. Tujuan lain adalah untuk meneliti proses penerimaan konsep ini menjadi salah satu Hak Asasi Manusia dan diskursus tentangnya di Indonesia. Studi ini merupakan penelitian kepustakaan dengan desain metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik dokumen Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia maupun Undang-undang Dasar 1945 yang menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan buah dari refleksi kritis terhadap konteks sejarah kelam masa silam. Sayangnya, beberapa aturan hukum di Indonesia masih terkesan melanggengkan intoleransi. Hal ini terjadi sebagai dampak dari praktik indoktrinasi yang kurang sehat. Semestinya kerukunan-toleransi bukan sesuatu yang dipaksakan oleh negara melainkan diupayakan bersama di antara para penganut berbagai agama, dalam satu kerja sama yang positif dengan negara.
Kata-kata Kunci: Eropa, Indonesia, kebebasan beragama, Kristen, Pancasila
Â
Religious freedom is a central issue today. The idea is much clearer conceptually, but its implementation is still far from expectations. The author adopts the historical concept of Walter Benjamin as an analytical tool. Benjamin's philosophical reflection emphasizes the importance of learning from the history of the past as a light that guides the perpetrators of today's history. This paper aims at describing the historical momentum of the principle of religious freedom, and  examining the process of acceptation of this concept as one of Human Rights and its discourse in Indonesia. The historical experience of Christians in relation to religious freedom will be a unique contribution to this paper. This study is a library research with a qualitative method design. The results of this study indicate that both the Universal Declaration of Human Rights and the 1945 Constitution which guarantee religious freedom are the fruit of critical reflection on the historical context of the past. Unfortunately, several laws in Indonesia still seem to perpetuate intolerance. This happens as a result of unhealthy indoctrination practices. Harmony-tolerance should not be imposed by the state, but should be pursued jointly among adherents of various religions, in a positive partnership with the state.
Keywords: Christians, Europe, Indonesia, Pancasila, religious freedom
Downloads
References
Daftar Pustaka
Abidin Bagir, Z. (2020). “Kepercayaan†dan “Agama†dalam Negara Pasca-Reformasi. Prisma, 39(1), 41-52.
Agesta, M. de las N. (2011). Memorias de un tiempo recobrado. TeorÃa de la historia y crÃtica al progreso en la obra de Walter Benjamin/Memories of a Time Regained: Theory of History and Criticism of Progress in the Work of Walter Benjamin. Historiografias, 2, 8-28.
Al-Farisi, L. S. (2018). Politik Identitas: Ancaman terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara Pancasila. Jurnal Aspirasi, (2).
An-Na'im, A. A. (2006). Alguran, Syariat dan Hak-hak Asasi Manusia: Pendasaran, Kekurangan & Prospek. Dalam F. Ceunfin (Ed.), Hak-hak Asasi Manusia: Aneka Suara dan Pandangan (II, hlm. 225-237). Flores: Penerbit Ledalero.
Annonymous. (t.t.-a). Pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. https://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/-Regulasi-UU-No.-12-Tahun-2005-Tentang-Pengesahan-Kovenan-Internasional-Tentang-Hak-Hak-Sipil-dan-Politik-1552380410.pdf.
Annonymous. (t.t.-b). Undang-undang (UU) No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. JDIH BPK RI Database Peraturan. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45361/uu-no-39-tahun-1999.
Benjamin, W. (1968). Illuminations. Schocken Books.
Berkhof, H. (1967). Sejarah Gereja (L.H. Enklaar, Ed.). Jakarta: Badan Penerbit Kristen.
Budiyono. (2013). Politik Hukum Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia. Yustisia Jurnal Hukum, 2(2). https://doi.org/10.20961/yustisia.v2i2.10200.
Camaschella, V. (2005). Enciclopedia della Storia. Istituto Geografico De Agostini.
Ceunfin, F. (Ed.). (2007). Hak-hak Asasi Manusia: Pendasaran dalam Filsafat Hukum dan Filsafat Politik. Flores: Penerbit Ledalero.
Christianto, H. (2013). Arti Penting UU No. 1/PNPS/1965 bagi Kebebasan Beragama. Jurnal Yudisial, 6(1), 16.
David Weissbrodt. (1994). Hak-hak Asasi Manusia: Tinjauan dari Perspektif Kesejarahan. Dalam P. Davies (Ed.), Hak-hak Asasi Manusia: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Decot, R. (2007). Breve Storia della Riforma Protestante. Editrice Queriniana.
Delgado, J. L. (2016). La redención del pasado. Sobre un motivo central del pensamiento de Walter Benjamin. Anales del Seminario de Historia de la Filosofia, 33(1), 227-252.
Dzakie, F. (2014). Meluruskan Pemahaman Pluralisme dan Pluralisme Agama di Indonesia. Al-AdYaN, 9(1), 79-94.
Fatmawati. (2011). Perlindungan Hak Atas Kebebasan Beragama dan Beribadah dalam Negara Hukum Indonesia. Jurnal Konstitusi, 8(4), 489-520.
Fidiyani, R. (2013). Kerukunan Umat Beragama di Indonesia (Belajar Keharomonisan dan Toleransi Umat Beragama Di Desa Cikakak, Kec. Wangon, Kab. Banyumas). Dinamika Hukum, 13(3), 468-482.
Fiedler, E. B. (2021). The Angel of History and the Ruins of Paris: Walter Benjamin in France or the Progress as Catastrophe. European Journal of Social Sciences Studies, 7(1), 1-32.
Ghazali, A. M. (2013). Teologi Kerukunan Beragama dalam Islam. Analisis, 13(2), 281-302.
Haboddin, M. (2012). Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal. Jurnal Studi Pemerintahan, 3(1), 109-126. https://doi.org/10.18196/jgp.2012.0007.
Hady, N. (2021). Hak Asasi Manusia: Perspektif Hukum, Agama, dan Keadilan Sosial. Malang: Setara Press.
Harmoko. (2021). Konflik Horizontal antar Umat Beragama Akibat Pendirian Rumah Ibadah sebagai Pelanggaran HAM. Jurnal IUS, 9(2), 111-118.
Hilmy, M. (2015). Radikalisme Agama dan Politik Demokrasi di Indonesia Pasca-Orde Baru. Miqot: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 39(2), 407-425. https://doi.org/10.30821/miqot.v39i2.33.
Hukumonline. (t.t.-a). Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965—Pusat Data Hukumonline. hukumonline.com. Diambil 27 Juni 2022, dari https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26390/penetapan-presiden-nomor-1-tahun-1965/document.
Hukumonline. (t.t.-b). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999—Pusat Data Hukumonline. hukumonline.com. Diambil 27 Juni 2022, dari https://www.hukumonline.comhttp://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/444/undangundang-nomor-22-tahun-1999
Husin, K. (2014). Peran Mukti Ali dalam Pengembangan Toleransi Antar Agama di Indonesia. Jurnal Ushuluddin, 21(1), 101-120.
Indah Susilowati, C. M. (2016). Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dan Kekerasan atas nama Agama di Indonesia. Masalah Masalah Hukum, 45(2), 93-100. https://doi.org/10.14710/mmh.45.2.2016.93-100.
Ishay, M. (2004). The History of Human Rights: From Ancient Times to the Globalization Era. University of California Press.
Jongeneel, J. A. B. (t.t.). Hak Atas Kebebasan Beragama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Jufri, M. (2020). Potensi Penyetaraan Agama dengan Aliran Kepercayaan di Indonesia. Jurnal Yudisial, 13(1), 21-35.
Kamal, A. (2022). Politik Moderasi Beragama di Indonesia di Era Disrupsi: Menuju Dialog Spiritual-Humanis. Moderate el-Siyasi: Jurnal Pemikiran Politik Islam, 1(1), 40-57. https://doi.org/10.30821/moderateel-siyas.v1i1.11035.
Lortz, J. (1938). History of the Church (E. G. Kaiser, Ed.). The Bruce Publishing Company.
Maarif, A. S. (2010). Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Indonesia. Dalam I. Ali-Fauzi & S. R. Panggabean (Ed.), Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita (hlm. 3-30). Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD); Yayasan Wakaf Paramadina.
Madung, O. G. (2014). Negara, Agama dan Hak-hak Asasi Manusia. Flores: Penerbit Ledalero.
Menchik, J. (2014). Productive Intolerance: Godly Nationalism in Indonesia. Comparative Studies in Society and History, 56(3), 591-621.
Mezzadri, L. (2001). Storia della Chiesa tra Medioevo ed Epoca Moderna: Rinnovamenti, separazioni, missioni, Il Concilio di Trento (Vol. 2). CLV-Edizioni.
Muharam, R. S. (2020). Membangun Toleransi Umat Beragama di Indonesia Berdasarkan Konsep Deklarasi Kairo. Jurnal HAM, 11(2), 269-282. https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.269-283.
Nasution, A. R. (2018). Kebebasan Beragama dalam Tinjauan Hak Asasi Manusia. Jurnal Hukum Responsif FH UNPAB, 6(6), 67-92.
Nordholt, H. S., & van Klinken, G. (2007). Pendahuluan. Dalam H. S. Nordholt & G. van Klinken (Ed.), Politik Lokal di Indonesia. KITLV-Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.
Peterson, D. (2020). Islam, Blasphemy, and Human Rights in Indonesia: The Trial of Ahok. Routledge.
Pinandito, R. A. (2017). Implementasi Prinsip Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia (Studi Kasus: Tanggung Jawab Negara dalam Konflik Sampang, Madura). Jurnal Pembaharuan Hukum, 4(1), 91-96. https://doi.org/10.26532/jph.v4i1.1649.
Putra, Muh. Y. (2020). Menaati Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang Menurut Syariat Islam. SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum, 4(1), 19-42. https://doi.org/10.52266/sangaji.v4i1.443.
Rizzo, F. P. (1999). La Chiesa dei Primi Secoli. Lineamenti storici. Edipuglia srl.
Setiardja, A. G. (1993). Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Setiawan, C. (2006). Kebebasan Beragama dan Melaksanakan Agama/Kepercayaan Perspektif HAM. Dalam C. Setiawan & A. Mulyana (Ed.), Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia (hlm. 1-7). Komnas HAM.
Situmorang, V. H. (2019). Kebebasan Beragama Sebagai Bagian dari Hak Asasi Manusia. Jurnal HAM, 10(1), 57-67. https://doi.org/10.30641/ham.2019.10.57-67.
Sopyan, Y. (2015). Menyoal Kebebasan Beragama dan Penodaan Agama di Indonesia. Jurnal Cita Hukum, 3(2), 195-212. https://doi.org/10.15408/jch.v2i2.2314.
Syafi'ie, M. (2011). Ambiguitas Hak Kebebasan Beragama di Indonesia dan Posisinya Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi. Jurnal Konstitusi, 8(5), 675-705. https://doi.org/10.31078/jk853.
Syarif, N. (2017). Syariat Islam dalam Perspektif Negara Hukum Berdasar Pancasila. Pandecta: Research Law Journal, 11(2), 160-173. https://doi.org/10.15294/pandecta.v11i2.7829.
Taccetta, N. (2021). Readings Against The Grain and a Useful Concept of History for Life. Walter Benjamin and Friedrich Nietzsche: A Possible Dialogue. Cuadernos de Historia, 55, 98-115.
Titaley, J. A. (2006). Hubungan Agama dan Negara dalam Menjamin Kebebasan Beragama di Indonesia. Dalam C. Setiawan & A. Mulyana (Ed.), Kebebasan Beragama atau Berkepercayaan di Indonesia. Komnas HAM.
Ulfa, I., Anggraeni Dewi, D., & Furi Furnamasari, Y. (2021). Suku, Ras dan Agama Mempengaruhi Kedudukan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 8740-8744. https://doi.org/10.46799/arl.v4i2.9.
van Klinken, G. (2014). Religion, Politics and Class Division in Indonesia. Dalam B. Adeney-Risakotta (Ed.), Dealing with Diversity: Religion, Globalization, Violence, Gender, and Disaster in Indonesia (hlm. 153-179). Globethics.net/Yogyakarta: Indonesian Consortium for Religious Studies.
Yewangoe, A. A. (2006). Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia. Dalam C. Setiawan & A. Mulyana (Ed.), Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia (hlm. 61-67). Komnas HAM.