PENJAROAN RAJAB IN SAKATUNGGAL MOSQUE AT CIKAKAK VILLAGE: A STUDY OF LOCAL WISDOM
PENJAROAN RAJAB DI MASJID SAKATUNGGAL CIKAKAK: SEBUAH KAJIAN KEARIFAN LOKAL
Keywords:
Local wisdom, penjaroan rajab, grave pilgrimageAbstract
English
This paper attempts to describe how local wisdom is maintained in the ceremony of Penjaroan Rajab in Sakatunggal Mosque, Cikakak Village. The research was conducted using qualitative method with anthropological and historical approaches. This study is to identify the contestation of local wisdom in community ceremonies of Penjaroan Rajab where values are strongly planted in the community behavior, religious systems and beliefs. It finds that Penjaroan Rajab is a grave visit ritual that is conducted every 26th of the month of Rajab as a symbol of respect to the deceased Kiai Mustholih (the founder of the village). This ritual is marked by the replacement of fences surrounding the graveyard, slametan ngalap berkah (ritual meal to invoke blessing), Islamic sermons, and cultural performances. This ritual preserves the local wisdom of the Cikakak community including sincerity, harmony, religiosity and nationalism that melt people from different places and religions into the color of togetherness.
Indonesia
Artikel ini berupaya mendeskripsikan kearifan lokal yang ada pada ritual Penjaroan Rajab di Masjid Saka Tunggal Desa Cikakak. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan antropologis dan historis. Penelitian untuk mengidentifikasi kearifan lokal pada ritual Penjaroan Rajab melalui nilai-nilai yang terdapat pada perilaku masyarakat, sistem agama dan kepercayaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penjaroan Rajab adalah ritual ziarah kubur setiap tanggal 26 Rajab sebagai simbol penghormatan kepada leluhur Kiai Mustholih. Ritual ini ditandai dengan penggantian pagar yang mengelilingi pemakaman, slametan ngalap berkah, pengajian, dan pentas budaya. Ritual ini melestarikan kearifan lokal masyarakat Cikakak meliputi keikhlasan, kerukunan, keberagamaan, dan nasionalisme sebagai elemen perekat lintas warga dan lintas agama yang memberikan warna kebersamaan.
Downloads
References
Amin, Darori. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2002.
Endraswara, Suwardi. Budi Pekerti dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Hanindita, 2003.
Geertz, Clifford. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa, Jakarta: Komunitas Bambu, 2013.
Guillot, Claude. Ziarah dan Wali di Dunia, Jakarta: Komunitas Bambu, 2011.
Herusatoto, Budiono,. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita, 2003 Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Koentjarningrat. Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, 1984.
Muhaimin. The Islamic Tradition of Cirebon: Ibadat and Adat Among Javanese
Muslims,Jakarta:Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, 2004.
Mulder, Niels. Mistisisme Jawa. Ideologi di Indonesia. Yogyakarta: LkiS, 2001.
Purwoko, Bambang. Sejarah Banyumas dari Masa ke Masa: Sejak Akhir Abad Ketiga sampai Bupati Pilihan Rakyat. Banyumas, tth.
Priyadi, Sugeng. Sejarah Lokal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Pranowo, Bambang. Memahami Islam Jawa, Jakarta: Alvabet, 2011.
Ridwan. “Landasan Keilmuwan Kearifan Lokalâ€. IBDA 5, no.1 (2007), P3M STAIN Purwokerto.
Suyono, Capt. Dunia Mistik Orang Jawa: Ruh, Ritual Benda Magis. Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang.
Suwaidi, Fahmi. Ensiklopedi Syirik dan Bid'ah Jawa. Solo: Aqwam, 2012.
Sulaiman. Menguak Makna Kearifan Lokal pada Masyarakat Multikultural. Semarang: Robar Bersama, 2011.
Sutiyono. Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis, Jakarta: Kompas, 2010.
Suseno, Frans Magnis. Etika Jawa Sebuah Analisa Filsafati Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia, 1984.
Siska Laelatul Barokah dan Terry Irenewaty. Eksistensi Komunitas Islam Aboge Di Desa Cikakak Kecamatan Wangon Banyumas, 2013. http://library.fis.uny.ac.id (diakses pada 25 Juli 2013) .Syarif Hidayatulloh, 2012, Survival Tradisi Lokal Dalam Dinamika Perubahan: Studi tentang Upacara Nyadranan di Desa Sonoageng Nganjuk, Jawa Timur, 2012 (diakses 5 Agustus 2013).
Wawancara dilakukan di Banyumas, pada
tanggal : 29 Juli- 2 Agustus 2013
Ahmad Tohari Budayawan Banyumas
Bambang Purwoko Budayawan Banyumas
Sugieto, Budayawan Banyumas
Sugeng Priyadi, Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Bambang Jauhari, Juru Kunci Makam Kiai Mustholih
Sopandi, Juru Kunci Masjid Saka Tunggal
Hasto, Dinas Pariwisata Banyumas.
Rohimah warga cikakak
Maksudi warga Cikakak
Soebagyo, Juru Kunci I Masjid Saa
Uus Uswatun Hasanah, Dosen STAIN Purwokerto
Rohimah, warga Cikakak.